Rabu, 18 Februari 2009

MENGENAL IKAN SUNGAI CITARUM
O1-IKAN GERANG


Gerang (Mystus nigriceps)
Valenciennes, 1840. Penduduk setempat, disekitar dusun Muara (dusun disekitar muara sungai Cihea, yang bernuara langsung di sungai Ciatrum) menyebut ikan ini sebagai Gerang (hurup "e" pada kata Gerang dibaca seperti "e" pada kata "kentang". Di daerah lain ikan ini dikenal sebagai kebongerang atau keting.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, populasi Gerang tidak mengkhawatirkan, diantaranya karena jumlahnya cukup banyak. Indikator banyak dalam hal ini adalah setiap pemancing ikan atau penjala hampir selalu mendapatkan ikan Gerang setiap harinya. Sebagian ikan yang tertangkap pancing/jala/jaring berada dalam kondisi bunting, artinya ikan ini berkembangbiak di sungai Citarum dengan baik tanpa bantuan manusia.


Dari pengambilan sample di lapangan, dari 8 ekor Gerang 5 diantaranya betina dalam kondisi bunting dan 3 lainnya jantan.

Penampilan gerang bunting dapat dilihat secara jelas dari bentuk fisiknya, yaitu perut bagian depan yang membuncit. Sedangkan pada jantan tanda fisik ini tidak ditemukan. Untuk membuktikan kebenarannya, ikan mati dibelah bagian perutnya dengan cutter yang tajam, begitu perut terbuka, dua kantung telur (gonad) langsung tampak paling depan, kontras dengan warna kuning muda.


Dari 5 sample ikan yang dibelah, seluruhnya mengandung telur, 3 diantaranta diduga sudah matang gonad, karena telur berukuran lebih besar dan lembut.

Ikan Gerang sampel dicoba dibawa dalam kondisi hidup dengan tanpa bantuan aerator atau oksigen. Uji coba pertama, tanggal 7 Februari 2009, dari 2 ekor sampel yang dibawa, kedua-duanya berhasil selamat sampai tujuan (Cianjur) setelah menempuh jarak sekitar 35 KM. Gerang ditanam di dalam bak semen ukuran 1,2 x 2 meter dan bertahan hidup sampai dengan saat ini.

Kami berharap ikan-ikan sampel ini dapat bertahan hidup untuk diteliti lebih lanjut serta dikembangkan sesuai dengan tujuan utamanya.

Kami menyadari bahwa pengetahuan kami tentang ikan sungai masih sangat sederhana dan minim, sehingga mungkin saja terjadi kesalahan dalam identifikasi, yang jelas apa yang kami tuangkan merupakan data asli lapangan, nama ilmiah kami tambahkan setelah membandingkannya dengan literatur yang ada, namun demikian tetap terbuka kemungkinan kesalahan identifikasi, oleh karena itu kami sangat berharap adanya masukan dari para ahli maupun praktisi yang lebih mengetahui tentang jenis-jenis ikan ini.
yb-1902-09




Tidak ada komentar:

Posting Komentar